Senin, 19 Desember 2016

Potensi Umbi

POTENSI PENGEMBANGAN UMBI-UMBIAN SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF SUMBER KARBOHIDRAT


Konsumsi penduduk Jawa Timur berdasarkan Susenas 2014 sebesar 1933 kkal/kapita/hari, namun demikian sumber karbohidrat masih didominasi dari kelompok pangan padi-padian (beras, jagung, dan terigu) sebesar 1.117 kkal/kapita/hari. Berdasarkan pola pangan harapan untuk angka kecukupan energi kelompok padi-padian sebesar 1.000 kkal/kapita/hari, sehingga perlu diturunkan sebesar 117 kkal/kapita/hari khususnya konsumsi beras dan terigu. Sedang kelompok pangan umbi-umbian sebesar 47 kkal/kapita/hari, untuk angka kecukupan energi umbi-umbian sebesar 120 kkal/kapita/hari, sehingga untuk keragaman konsumsi pangan sebagai sumber karbohidrat masih jauh dari ideal, oleh karena itu perlu ditingkatkan baik konsumsi dan ketersediaannya.
Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan satu bahan pangan (beras) dan impor dapat dilakukan dengan pengembangan tanaman sumber karbohidrat non beras dan non terigu. Usaha diversifikasi pangan dapat dimulai dengan mengenalkan kembali berbagai macam tumbuhan lokal penghasil pangan alternatif sumber karbohidrat yaitu umbi-umbian. Umbi-umbian sudah lama dikenal sebagai salah satu pangan sumber karbohidrat (energi). Jenis umbi-umbian yang selama ini dikenal masyakat sebagai pengganti beras adalah ubi kayu dan ubi jalar yang yang dibudidayakan secara intensif.
Banyak umbi-umbian lain yang berpotensi untuk dikembangkan tetapi belum dikelola dengan baik dan dibiarkan hidup liar dijalan dan dihutan, ada beberapa ditanam dipekarangan disekitar rumah, dibawah pohon dan pinggiran sawah. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, alih fungsi lahan pertanian, ketergantungan konsumsi beras dan import terigu maka terobosan dan inovasi yang dilakukan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur yaitu dengan mengungkit kembali potensi pangan lokal yang ada disekitarnya yaitu umbi-umbian potensial : ganyong, garut, bothe, talas/kimpul, bentul, uwi, gembili untuk dikembangkan dengan memberdayakan Tim Penggerak PKK Desa. Selama ini umbi-umbian tersebut dipandang sebelah mata karena dinggap tidak menguntungkan, harganya murah, rasanya tidak enak apalagi bentuknya tidak menarik. Namum demikian dibalik itu ada kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dengan beras dan terigu. Umbi-umbian tersebut dapat digunakan sebagai pangan alternatif sumber karbohidrat sehingga dapat menurunkan ketergantungan konsumsi beras dan terigu.
Kandungan Gizi dan manfaat untuk kesehatan selengkapnya (tabel kandungan gizi dan manfaat ganyong,garut, bothe/talas/bentul, gembili, uwi, dll)
Umbi-umbian akan menguntungkan apabila dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan agroekosistemnya. Cara budidayanya ganyong selengkapnya, garut selengkapnya, talas/bothe selengkapnya, gembili selengkapnya, suweg selengkapnya, gadung selengkapnya,.(budidaya masing-masing jenis umbi)
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dalam rangka percepatan penganekaragaman konsumsi pangan khususnya umbi-umbian sudah melakukan terobosan dari sisi ketersediaan sebagai bahan baku dan inovasi produk olahnya. Lokasi rintisan pengembangan umbi-umbian tahun 2014 dan 2015 di 223 desa 29 Kabupaten yang baru berkembang tanamannya, selengkapnya, (Contoh desa yang melaksanakan kegiatan dari tanaman di lapangan dan hasilnya), sedang inovasi produk olahan yang bekerja sama dalam pelatihan dengan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi selengkapnya, (cara pembuatan pati, tepung, makanan jadi beserta resepnya)

Manfaat Toko Tani

Acara Peluncuran Toko Tani di gelar di Lapangan Makodam V Brawijaya. Dalam acara rersebut juga hadir Menteri Pertanian RI. Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan, keberadaan Toko Tani Indonesia dapat mengurangi disparitas dan akan mengubah struktur pasar baru yang selama ini berbentuk puluhan taun, rantai pasoknya terlalu panjang. “Misal beras, harganya Rp 7.500 per kg langsung dari petani, dan itu untung, artinya bila produksi 8 juta ton di Jatim, kita menekan 20 persen saja, kita menekan biaya untuk masyarakat sebesar Rp 12,8 Triliun, dan ini luar biasa, selain itu target utama Toko Tani Indonesia adalah membuat petani untung dan konsumen tersenyum karena harga murah akibat pembelian yang langsung dari petani. “Kami berharap petani selalu dalam posisi untung karena bila rugi pasti beralih. Lagipula, ketahanan pangan identik dengan Ketahanan Negara sehingga kalau petani lemah maka Negara pasti akan ikut lemah,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri pertanian mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang memiliki Toko Tani Indonesia cukup banyak disejumlah daerahnya. Selain itu, cikal bakal Toko Tani Indonesia ini sebenarnya lahir di Jatim, tepatnya saat Menteri Pertanian berkunjung ke Ngantang, Malang. Ia mengapresiasi keberadaan Toko Tani Indonesia di Jatim yang sudah sampai di kabupaten/kota dengan jumlah sekitar 160 Toko Tani Indonesia. Jumlah tersebut mencapai 23 persen jumlah Toko Tani Indonesia secara Nasional yang sebanyak 700 Toko Tani Indonesia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, bahwa beras premium yang biasa dijual i=di pasar di atas Rp. 10 ribu per kg, di TTI di jual dengan harga maksimal Rp. 7.500,-. Beras ini diambil dari petani dan gapoktan, sehingga harga bisa jauh lebih murah. Disparitas harga dari petani ke TTI tidak lebih dari 10 persen. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menyampaikan bahwa ide awal didirikannya TTI yakni dari Jawa Timur. Saya saat melakukan kunjungan kerja ke Ngantang, Malang yang sedang panen bawang dengan harga petani bawang Rp 8.000 per kg. Tapi setelah masuk di Pasar Kramat Jati (Jakarta) bisa mencapai Rp 36 ribu per kg. Kenaikannya bukan 40 persen tapi 400 persen,” tuturnya. Menurutnya, yang menanam bawang petani selama 120 hari tapi yang menikmati keuntungannya tengkulak dan distributor pangan.
“Didirikannya TTI awalnya sangat diragukan akan gagal seperti Bulogmart, namun hal ini berhasil dan akhirnya DPR setuju. Semua sudah di launching  mulai di Jakarta, Sumatera Barat dan sekarang di Jawa Timur. ”
Selanjutnya ia menceritakan saat mengajukan Toko Tani Indonesia ke Komisi IV DPR. Saat itu, dirinya mengaku usulnya sempat ditolak. Bahkan, para anggota dewan ragu akan programnya. Namun dia tetap optimis karena ini merupakan toko para petani Indonesia.
“Bahkan sampai ke Badan Anggaran (Banggar), kami berusaha meyakinkan ini pergerakan petani seluruh Indonesia. Setelsh lapor Pak Presiden,” lanjutkan Pak Menteri”, ini tokonya petani,”katanya. Selain itu, Amran berharap ke depan petani bisa selalu untung. Tak hanya bagi petani yang memliki lading saja, tetapi juga yang tak punya lading, serta pedagang. “Jangan ada yang khianati merah putih. Kita masih membutuhkan negeri ini 1000 tahun lagi. Negara kuat, pangan kuat, sebab ketahanan pangan identik dengan ketahanan Negara,”kata Amran disambut tepuk tangan para hadirin.
Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo menyatakan dukungannya dengan didirikannya TTI. “Toko Tani ini menjadi keputusan penting dan sangat strategis”. Kami akan mendukung penuh karena konsep dasarnya bagus untuk bisa memotong tata niaga pangan yang terlalu panjang.” (Metropolis)
Dalam acara ini dilakukan pula Pengukuhan Asosiasi Gapoktan Pengembangan Usaha Pangan masyarakat Jatim oleh Menteri Pertanian RI, dimana Dr, Ardo Sahak, SE, MM selaku Pembina, dan Ketua Gapoktan Slambur, Kab. Madiun selaku Ketua Asosiasi.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian dan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo yang akrab disapa dengan Pakde Karwo ini turut menjual kebutuhan pokok seperti beras, minyak gorEng, dan gula di salah satu stan.
Masyarakat juga sangat antusias dan bersyukur adanya took tani tersebut, Salah satunya, Rahayu warga Surabaya yang mengaku kalau beras yang dijual di toko tani lebih murah. “Saya bersyukur jika ada took tani seperti ini. Harganya lebih murah dan berasnya juga bagus,” ujarnya bersama anaknya yang berusaha membawa barang bawaannya.
Setelah itu Menteri Pertanian langsung berkunjung ke bangunan milik Pemprov Jatim dengan didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan Jatim, Ardo Sahak dan Kepala Dinas Pertanian Jatim, Dr. Ir Wibowo Eko Putro, MMT. Bangunan tersebut rencananya akan dimanfaatkan untuk toko tani yang berlokasi di wilayah Kecamatam Pagesangan, Kota Surabaya.

Sumber : Kompas & metropolis

Senin, 12 Desember 2016

Toko Tani Nasional

Sistim Informasi Toko Tani Nasional


URL : tti.pertanian.go.id

Toko Tani Nasional


SISTIM INFORMASI TOKO TANI NASIONAL

Url : http://tti.pertanian.go.id/

Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2016

Penyerahan Penghargaan APN Tahun 2016 oleh Presiden



Sebanyak 73 orang baik kelompok maupun perseorangan yang telah berprestasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan pada berbagai tingkatan dan jenis usaha menerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2016. Sebanyak 15 orang perwakilan menerima penghargaan langsung dari Presiden Jokowi, Rabu (30/11), di Istana Negara.
“Penerimaan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) tahun 2016 sebanyak 73 orang yang terdiri dari lima kategori penerima. Yaitu, Pembina Ketahanan Pangan  sebanyak 18 orang, Pelopor Ketahanan Pangan 5 orang, Pelayanan Ketahanan Pangan 17 orang, Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan 30 penerima, dan Pemangku Ketahanan Pangan sebanyak 3 orang,” kata Menteri Pertanian  Amran Sulaiman.
Dalam rilis Kementerian Pertanian disebutkan, penghargaan kategori Pembina Ketahanan Pangan diberikan kepada 3 Gubernur; 5 Bupati/ Wali Kota dan 10 Kepala Desa/Lurah yang berhasil menggerakkan perangkat daerah dan masyarakat dalam mengurangi kemiskinan, kerawanan pangan, gizi buruk, dan meningkatkan produksi pangan serta mempercepat diversifikasi pangan dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan.
Sedangkan penghargaan kategori Pelopor Ketahanan Pangan diberikan kepada 5 penerima, baik perseorangan (bukan tokoh organisasi formal) yang merintis usaha baru (inovasi) dalam pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya teknologi dan sumber daya sosial di daerah/wilayahnya untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.
Berikut adalah penerima penghargaaan kategori Pelopor Ketahanan Pangan
  1. Suwarno, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur
  2. Andris Wijaya, Kab. Garut, Provinsi Jawa Barat
  3. Joni Saputra, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat
  4. H. Ali Rahman, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau
  5. Untung Wijanarko, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta
Pada kriteria Pelayanan Ketahanan Pangan, penghargaan diberikan kepada 8 orang penyuluh/pendamping; 3 orang peneliti; 6 pengawas/medik veteriner dan pengendali organisme pengganggu tanaman (popt) yang berprestasi dan aktif memberikan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat dalam mewujudkan kemandirian pangan ketahanan pangan di wilayahnya yang melampaui tugas pokoknya dan/atau prestasi luar biasa.
Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan diberikan kepada 10 kelompok/gabungan kelompok pelaku produksi pangan; 9 kelompok/gabungan kelompok pelaku pemberdayaan masyarakat; dan 11 kelompok pelaku pengembangan pangan olahan/perakitan teknologi pangan yang berhasil mengelola kegiatan produksi pangan/pemberdayaan masyarakat/ pengembangan industri pangan olahan/perakitan teknologi pangan dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan.
Terakhir, kategori Pemangku Ketahanan pangan diberikan kepada Abah Asep Nugraha (Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat); Uus Permana, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat; dan Akhmad Bakeri, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Mereka adalah perseorangan yang menjadi tokoh masyarakat setempat/ adat (bukan PNS/pejabat pemerintah, bukan isteri/suami pejabat pemerintah), mempunyai pengaruh besar, kharisma dan berhasil menggerakkan masyarakat untuk melestarikan dan memperbaiki adat dan budaya lokal (local wisdom) dalam melaksanakan pemberdayaan, penguatan ekonomi dan pengelolaan lingkungan guna mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan, penghargaan ini diberikan untuk menumbuhkan dan mendorong semangat kreatifitas serta partisipasi masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dan memotivasi dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan di daerah. Karena keberhasilan pembangunan pertanian tidak dapat dilepaskan dari dukungan dan kerja sama berbagai pihak, dari lintas sektor.
Disampaikan oleh Amran Sulaiman, tokoh-tokoh yang menerima penghargaan telah melewati proses pengusulan dan penilaian secara berjenjang dengan memperhatikan keunggulan dan dampak dari kegiatan yang dilakukan terhadap peningkatan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi juga berjanji akan mengunjungi Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan untuk melihat langsung keberhasilan daerah tersebut dalam menjamin ketersediaan air untuk irigasi sawah dan tambak. Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru merupakan salah satu penerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2016.
Penghargaan ini diberikan karena pemerintah Kabupaten Wajo telah membangun bendung gerak Cenranae untuk mengatur permukaan air danau Tempe, membangun bendungan Paseloreng yang dapat mengairi 7.000 hektar sawah, normalisasi saluran irigasi di seluruh wilayah, serta merencanakan pembangunan 1 juta unit kantong air dimana diantaranya 200 unit sudah terbangun.

Lomba Cipta Pangan

Sebuah wacana lomba yg digagas KKP Kabupaten Jombang dan Rutin diselenggarakan,untuk memperkaya wawasan resep resep kuliner khas Indonesia

Penghargaan KKP Jombang

Penghargaan KKP Jombang
Lomba Cipta Menu 2016 Se Bakorwil Jombang


Adhikarya Pangan 2016

Juara Forikan 2016